Ringkasan: Ditulis oleh Rudyard Kipling tahun 1895, “If—” adalah puisi didaktik fatherly advice tentang cara-cara menjalani hidup yang baik dan bermartabat. Ditulis dalam bentuk rangkaian situasi dan saran-saran dalam meresponnya. Puisi ini banyak berbicara tentang kesabaran, pengendalian diri, dan integritas.
IF— (by Rudyard Kipling)
I
If you can keep your head when all about you;
Are losing theirs and blaming it on you;
If you can trust yourself when all men doubt you,
But make allowance for their doubting too;
If you can wait and not be tired by waiting,
Or, being lied about, don’t deal in lies,
Or, being hated, don’t give way to hating,
And yet don’t look too good, nor talk too wise;
II
If you can dream - and not make dreams your master;
If you can think - and not make thoughts your aim;
If you can meet with triumph and disaster
And treat those two imposters just the same;
If you can bear to hear the truth you’ve spoken
Twisted by knaves to make a trap for fools,
Or watch the things you gave your life to broken,
And stoop and build ‘em up with wornout tools;
III
If you can make one heap of all your winnings
And risk it on one turn of pitch-and-toss,
And lose, and start again at your beginnings
And never breath a word about your loss;
If you can force your heart and nerve and sinew
To serve your turn long after they are gone,
And so hold on when there is nothing in you
Except the Will which says to them: “Hold on”;
IV
If you can talk with crowds and keep your virtue,
Or walk with kings - nor lose the common touch;
If neither foes nor loving friends can hurt you;
If all men count with you, but none too much;
If you can fill the unforgiving minute With sixty seconds’ worth of distance run -
Yours is the Earth and everything that’s in it,
And - which is more - you’ll be a Man my son!
Analisis
Bentuk dan struktur:
Puisi ini memiliki 4 stanza dengan rima ABCDABCD.
Menggunakan struktur kalimat periodik dimana dari 294 kata dimana 273 diantaranya merupakan conditional statement.
Puisi ini membangun antisipasi dengan “Jika”, “Jika”, “Jika” lalu ditutup dengan “Maka” yang memberikan kejelasan.
Tema:
Composure and Self-control.
Penulis percaya pengendalian diri adalah kunci menjalani hidup di segala keadaan. Moderasi adalah kunci dari pengendalian diri:
Don’t look too good, nor talk too wise (Stanza pertama)
Ini adalah pesan agar pintar menempatkan diri dengan menyeimbangkan percaya diri dengan kerendahhatian. Cukup counterintuitive, karena di masa modern orang-orang yang mendapatkan perhatian adalah orang yang sangat percaya diri dan jago dalam membawa diri. Humility diperlukan agar kita tidak terbuai oleh pujian-pujian yang lama kelamaan menjadi ego pribadi lalu sangat sensitif terhadap kritikan. We must aware with our epistemic limitation, know when to stop.
If you can dream - and not make dreams your master
If you can think - and not make thoughts your aim (Stanza kedua)
Ini adalah pesan untuk menyeimbangkan antara memiliki ambisi tanpa menjadi buta termakan ambisi dan mampu berpikir sekaligus tidak terjebak dengan pikiran sendiri. Healthy skepticism is important.
If you can talk with crowds and keep your virtue,
Or walk with kings - nor lose the common touch (Stanza keempat)
Ini adalah pesan untuk tidak lupa diri karena terpengaruh status orang-orang disekitarnya. Ketika berada di tengah-tengah masyarakat jangan terlena oleh arus populer. Ketika punya kesempatan untuk berjalan bersama elit dan pejabat jangan jadi kacang yang lupa kulitnya, out of touch with common people. Di depan pejabat atau orang biasa, prinsip harus konsisten.
Resilience and perseverance
If you can make one heap of all your winnings And risk it on one turn of pitch-and-toss, And lose, and start again at your beginnings And never breath a word about your loss (Stanza ketiga)
Hidup penuh ketidakpastidan dan sering kali kita harus mengambil resiko. Bagian ini menggambarkan pentingnya memiliki keberanian untuk mengambil resiko. Ketika ternyata gagal dan kehilangan, tidak ada penyesalan dan keluhan. Fokus membangun dari awal. This detachment is considered as a virtue.
If you can force your heart and nerve and sinew To serve your turn long after they are gone, And so hold on when there is nothing in you Except the Will which says to them: “Hold on” (Stanza ketiga)
If you can fill the unforgiving minute With sixty seconds’ worth of distance run (Stanza keempat)
Bagian ini menggambarkan tentang memberikan segala usaha meskipun dalam keadaan sulit. Stanza ketiga menggambarkan determinasi yang melampaui batasan fisik. Stanza keempat mendorong diri sendiri untuk memaksimalkan kesempatan yang ada meskipun menderita. Determinasi dan semangat juang tinggi adalah sebuah virtue.
Stoicism.
Saran-saran yang sudah dibahas di atas sebenarnya mencerminkan nilai-nilai Stoicism: Etika personal yang percaya bahwa hidup sebaiknya tidak dikontrol oleh emosi, selaras dengan alam dan fokus pada apa yang dalam kuasa kita alih-alih mengeluhkan keadaan yang tidak bisa diubah.
If you can meet with triumph and disaster And treat those two imposters just the same; (stanza kedua)
Stanza ini merupakan metafora yang menggambarkan Stoicism. Andaikan Keberhasilan dan Bencana adalah manusia, stoics bakal memperlakukan mereka dengan sama. Tidak ada yang lebih disukai, tidak ada yang lebih dihindari. Ini adalah salah satu nilai utama Stoicism: Indifference and to live in accordance with nature. Keberhasilan dan Kegagalan adalah bagian dari hidup, kita bisa belajar menerima keadaan apa adanya sambil berfokus pada diri sendiri: Keberhasilan tidak membuat kita complacent, Kegagalan tidak membuat kita putus asa.
Commentary
“If—” is very personal to me. I often reciting this poem to calm myself to whenever I feel like I’m in the rock bottom. I resonate with the idea of being grounded and unbothered in the face of adversity. Ketika usahaku gagal, atau merasa kesepian dan tersisihkan, atau dikhianati orang terdekat, atau masa depan penuh ketidakpastian, aku diingatkan untuk tidak reaktif dan catastrophizing situation. To trust myself and my values and principles. I may still not on my peak, but when I do I will recite this poem again to remind myself to not get carried away.